Skorbut – Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Skorbut

Skorbut atau scurvy merupakan penyakit langka yang diakibatkan oleh tubuh yang kekurangan vitamin C. Kondisi tubuh yang tidak bisa memproduksi vitamin C berakibat tubuh membutuhkan asupan vitamin C dari makanan yang kita makan.

Penyebab Skorbut

Skorbut disebabkan karena kurangnya asupan vitamin C dalam jangka waktu panjang selama kurang lebih 3 bulan. Kondisi ini memang jarang terjadi karena cukup mudahnya vitamin C ditemui pada berbagai jenis makanan seperti buah dan sayur. Namun begitu hal ini bisa terjadi pada siapa saja.

Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko seseorang terkena skorbut:

  • Menderita gangguan makan, seperti anoreksia nervosa
  • Sedang menjalani pengobatan yang dapat menimbulkan mual dan tidak nafsu makan, seperti kemoterapi
  • Pola makan atau diet yang sangat minim asupan vitamin C
  • Menderita penyakit yang mengganggu penyerapan nutrisi, misalnya diare kronis, kolitis ulseratif, atau penyakit crohn
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dalam jangka panjang
  • Sedang hamil atau menyusui sehingga membutuhkan asupan vitamin C lebih banyak
  • Memiliki kebiasaan merokok, karena rokok dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin C

Gejala

Masing-masing orang memiliki gejala yang bervariasi akibat dari kekurangan vitamin C. Mulanya kondisi ini tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Namun jika kekurangan vitamin C sudah terjadi setidaknya selama 1 bulan, gejala skorbut baru akan muncul.

Beberapa gejala skorbut pada orang dewasa:

  • Hilang nafsu makan
  • Lelah sepanjang waktu
  • Mudah tersinggung dan uring-uringan
  • Nyeri kaki

Gejala skorbut yang dapat muncul pada anak anak:

  • Rewel dan demam
  • Berat badan sulit bertambah
  • Tidak nafsu makan
  • Diare

Jika hal-hal diatas berlanjut, skorbut akan menimbulkan gejala-gejala lain, seperti:

  • Pembengkakan dan pendarahan di gusi
  • Bengkak dan nyeri di persendian
  • Bintik kebiruan dan kemerahan di kulit
  • Sesak napas
  • Memar dan luka yang sulit untuk sembuh

Diagnosis Skorbut

Diagnosis dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap faktor risiko dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, termasuk riwayat kesehatan, pengobatan, serta pola makan sehari-hari.

Beberapa hal berikut ini sering dilakukan dalam diagnosis skorbut, antara lain:

  • Dermoskopi, ini digunakan untuk memastikan bintik merah yang terjadi pada kulit.
  • Pemeriksaan darah, yang digunakan untuk melihat kadar vitamin C dalam darah yang umumnya penderita skorbut memiliki kadar vitamin C dalam darah kurang dari 0,2 mg/dL (11 mikromol/L).

Pengobatan

Mencukupi kebutuhan vitamin C dengan makanan dan pemberian suplemen vitamin yang diresepkan oleh dokter maka skorbut dapat diatasi. Hal ini dilakukan untuk meredakan gejala pada skorbut. Ketika kekurangan vitamin C sudah teratasi, biasanya penderita skorbut dalam waktu kurang lebih 2 minggu akan sembuh.

Namun begitu, setelah sembuh pasien harus dipastikan menjaga pola makan agar kebutuhan asupan vitamin C tetap terpenuhi. Bisa juga dengan konsumsi suplemen vitamin C secara rutin sesuai dosis anjuran dokter.  

Pencegahan

Menjaga asupan vitamin C sesuai angka kecukupan yang disarankan merupakan cara terbaik untuk mencegah skorbut. Hal ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi suplemen dan jenis makanan yang kaya vitamin C seperti jeruk, lemon, nanas, stroberi, brokoli dan paprika.

Kandungan vitamin C pada buah segar mampu memenuhi kebutuhan asupan tubuh. Selain itu tentu harus juga menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi alkohol dan pola hidup yang tidak sehat. Pastikan minum Cool-Vita Effervescent dengan kandungan vitamin C, D dan Zinc sebagai suplemen yang bisa mencukupi kebutuhan vitamin harian tubuh.

BAGIKAN

Artikel Terkait