Protein Nabati dan Hewani: Mana yang Lebih Sehat?

protein nabati dan hewani

Protein adalah komponen penting dalam makanan yang mendukung pertumbuhan, perbaikan, dan fungsi tubuh manusia. Terdapat dua sumber utama protein yang umum dikonsumsi oleh manusia, yaitu protein nabati dan hewani.

Kedua jenis protein tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal asal, kandungan nutrisi, dan pilihan diet.

Perbedaan protein nabati dan hewani

Meski kedua protein ini penting untuk tubuh, SobatVit juga perlu mengetahui perbedaannya protein nabati dan hewani untuk menentukan mana yang lebih baik untuk kamu.

1. Sumber makanan yang berbeda

Protein nabati dapat ditemukan dalam berbagai sumber tumbuhan, seperti kacang-kacangan (kacang merah, kacang kedelai, kacang almond), biji-bijian (gandum, beras, quinoa), sayuran (kale, bayam, brokoli), dan produk-produk tumbuhan lainnya.

Protein nabati sering menjadi pilihan utama bagi vegetarian dan vegan karena mereka tidak mengonsumsi produk hewani.

Di sisi lain, protein hewani berasal dari produk-produk hewani seperti daging, ikan, unggas, telur, dan produk susu.

Baca Juga: Stop! Jangan Konsumsi Makanan yang Bikin Gemuk Ini

2. Kandungan mikronutrien

Protein nabati kaya akan mikronutrien seperti serat, vitamin, dan mineral. Sebagai contoh, kacang-kacangan adalah sumber protein nabati yang kaya serat, vitamin B kompleks, zat besi, dan magnesium. Sayuran hijau seperti bayam dan kale adalah sumber protein nabati yang kaya vitamin K, vitamin C, dan folat.

Protein hewani juga mengandung mikronutrien penting seperti vitamin B12, zat besi, dan seng, tetapi tidak mengandung serat dan sejumlah vitamin dan mineral yang ditemukan dalam sumber protein nabati.

Oleh karena itu, dengan konsumsi protein nabati, kamu dapat meningkatkan asupan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan.

3. Asam amino protein hewani lebih lengkap

Protein terdiri dari rantai asam amino. Kandungan asam amino dalam protein nabati dan hewani dapat berbeda. Protein hewani cenderung mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia sehingga sering disebut sebagai sumber protein yang lengkap.

Sebaliknya, beberapa protein nabati mungkin kurang lengkap dalam asam amino tertentu, seperti lisin atau metionin.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial secara optimal, seringkali perlu mengombinasikan berbagai sumber protein nabati. Sebagai contoh, kedelai adalah salah satu protein nabati yang lebih kaya akan asam amino lengkap.

Baca Juga: 10 Makanan Tinggi Protein yang Must-Have di Menu Kamu

4. Kandungan lemak protein nabati lebih rendah

Protein hewani sering disertai dengan lemak, terutama lemak jenuh dan kolesterol. Ini bisa menjadi masalah jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan berat badan berlebih. Namun, ada juga pilihan daging tanpa lemak dan produk susu rendah lemak yang lebih sehat.

Dibandingkan dengan protein hewani, sumber protein nabati cenderung lebih rendah dalam lemak jenuh dan kolesterol.

Selain itu, banyak protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian mengandung lemak tak jenuh ganda (seperti seperti lemak omega-3 dan omega-6) yang memiliki manfaat kesehatan.

Protein nabati lebih cocok untuk menurunkan berat badan

Protein hewani juga memiliki kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati karena kandungan lemaknya. Konsumsi berlebihan protein hewani dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori yang dapat menghambat upaya menurunkan berat badan.

Oleh karena itu, protein nabati dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk SobatVit yang mencari protein rendah lemak dan kalori untuk menurunkan berat badan. Berdasarkan penelitian tahun 2018, konsumsi protein nabati sebagai pengganti protein hewani dapat mengakibatkan penurunan massa lemak.

Konsumsi protein nabati juga dapat membantu dalam mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.

Kandungan serat dalam makanan nabati dapat membantu SobatVit merasa kenyang lebih lama sehingga mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Meski protein nabati lebih cocok untuk proses menurunkan berat badan, SobatVit juga bisa minum Cool-Vita Detox Drink ketika mengonsumsi protein hewani.

Minuman Cool-Vita ini mengandung enzim-enzim yang dapat memecah lemak berlebih dari protein hewani menjadi menjadi asam lemak dan gliserol, serta memfasilitasi penyerapan lemak yang lebih baik.

SobatVit bisa menemukan informasi lebih lanjut tentang Cool-Vita di sini.

Referensi:

BAGIKAN

Artikel Terkait